Senin, 15 Desember 2014

KEBUDAYAANMANUSIA ABAD PERTENGAHAN

KEBUDAYAANMANUSIA ABAD PERTENGAHAN
kebudayaan rochani Abad Pertengahan bercirikan agama Kristen. Seluruh jiwa masyarakat dengan berbagai sendi-sendinya bersifat keagamaan. Jiwa keagamaan ini yang mendorong berbagai bentuk dan paparan kehidupan.  Orang hanya mengakui makna kehidupannya yang berhubungan dengan tujuannya, yaitu tujuan adhikodrati tentang kehidupan bahagia. Jiwa diluputi oleh sikap perasaan-perasaan yang timbul karena angan-angan keagamaan. Oleh karenanya menimbulkan pandangan hidup dan pandangan dunia yang bersifat mistik.
Kita ketahui, selama abad pertengahan gambaran-gambaran pembabakan masa menurut analogi dari cerita-cerita injil beredar dimana-mana. Berbalikan dengan orang yunani, nilai-nilai hidup bagi orang abad pertengahan tidak terletak pada masa kini. Pemikiran abad pertengahan sebelum abad XII, sebelum munculnya filsafat Scholastik, dikuasai oleh cara pemikiran Augustinus, yaitu  semacam Neoplantonisme Kristen. Benda-benda didunia diciptakan menurut contoh cita-cita keabadian dalam jiwa Tuhan.
Sejarah keselamatan adalah jatuh bangunnya bangsa yahudi dari dosa dan pengampunan, yang akhirnya  sampai pada penebusan. Masa diantara kebangkitan sampai pada kedatangan kristus kembali adalah masa percobaan. Dengan sudut tinjaun tentang sejarah keselamatan ini Augustinus ( 354-430) menganggap sejarah profan sebagai suatu pertentangan universal antara Kerajaa Tuhan dan Kerajaan Dunia.
Selanjutnya Augustinus menunjukkan, sejarah tidak ditentukan oleh manusia, tetapi oleh pola rencana Allah. Jadi Tuhan ikut mengambil bagian dalam sejarah. Augustinus masih terus menunjukan adanya pimpinan Tuhan didalam sejarah. Dengan dasar inilah ia membagi sejarah dunia dalam enam periode :
1.      Dari Adan sampai air Bah
2.      Dari air bah sampai Ibrahim
3.      Dari Ibrahim sampai Dawud
4.      Dari Dawud sampai di Babylon
5.      Dari pembuangan sampai kelahiran kristus
6.      Dari kristus sampai akhir dunia
Keenam periode ini oleh Augustinus juga dihubungkan dengan keempat kejadian dunia yaitu : Asria, Pesria, Masedonia, Roma.
Kepastian  hidup didalam Senescensn saeculum diperkuat dengan runtuhnya Romawi Barat, dan tidak datangnya masa akhir dapat diterangkan oleh terus berlangsungnya Romawi Timur. Baru didalam abad XII timbullah pandangan sejarah yang baru, yaitu :
1.      Aliran realistis yang diwakili oleh Otto van Freising
2.      Aliran mistis simbolis oleh Joachim van foried

Otto van Freising  ( 1114-1158)
didalam bukunya “Chronican Historia de duabus civitatibus”. Ia berpendapat bahwa ini telah hampir sampai, karena ia melihat didalam diri Hendrik IV sebagai batu “yang direnggut dari gunung” untuk menghancurkan kerajaan terakhir.
Disampinh pandangan pessimistis ini terdapay juga pandangan optimistis. Kebudayaan berangsur terus-menerus dari Timur ke Barat. Disitu terdapat periode timbul dan tenggelam, kematian dan pembaharuan secara periodic. Perinciannya kedalam periode-periode sebagai berikut :
  1. Periode pertama berlangsung sampai berdirinya Roma
  2. Periode kedua dari berdirinya Roma sampai kedatangan kristus
  3. Periode ketiga berakhir dengan penyerahan kerajaan oleh Constantijn kepada bangsa yunani
  4. periode keempat berakhir dengan penjerahan bangsa yunani kepada bangsa Franken
  5. periode kelima dengan penjerahan dari bangsa Franken kepada bangsa German
  6. periode keenam diakhiri dengan peperangan antara Gregorius VII dengan Hendrik IV
Otto mengakhirinya dengan penglihatan echatologis yang menantikan segera datangnya hari-ketenyraman.
Joachim van Fiore (1145-1202)
konsepsi ini berupa ajaran keselamatan dan terjadi atas pengertian tentang wahyu. Dilain pihak pengetian sejarah menjadi alat yang tak dapat diabaikan untuk menangkap arti yang mendalam dari kitab perjanjian baru. Karena sejarah dunia bersamaan denga sejarah Gereja. Menurut Joachim sejarah juga merupakan pencerminan kurnia Tuhan dalam kemanusian. Ini terjadi dalam tiga opera, yang dilaksanakan sendiri oleh oleh masing-masing dari  tiga pribadi, dan dengan ini sejarah dibagi menjadi tiga babakan waktu yang besar : 1. Periode Bapa, 2. Periode Putera, 3.  Periode roh kudus. Jochim beranggapan, bahwa masa-masa ini dapat berdiri saling berdampingan. Dalam tiap periode berdiri dua negara dengan pemimpinnya yang saling bertentangan. Herodes melawan Kristus, Neropertus, Mohamed-Benedictus, Saladyn-Hendrik IV, Anti Christ-Dux.


Filsafat Abad Pertengahan
Filasafat Yunani yang menelurkan banyak pemikir ulung, memiliki tempat yang cukup berpengaruh pada perkembangan ilmu filsafat di abad pertengahan.Pada masa itu, perkembangan kehidupan di dunia tidak bisa lepas dari dua agama besar yang saat itu saling mempengaruhi, Islam dan Nasrani.Masyarakat tersebut memiliki kontribusi besar dalam perkembangan dunia selanjutnya.
Pada masa pertengahan ini, terdapat periode yang membuat perkembangan filsafat tidak berlanjut, yaitu pada masa skolastik Kristen.Hal inidikarenakanpihak gereja membatasi para filosof dalam berfikir, sehingga ilmu pengetahuan terhambat dan tidak bisa berkembang, karena semuanya diatur oleh doktirn-doktrin gereja yang berdasarkan kenyakinan. Apabila terdapat pemikiran-pemikiran yang bertentangan dari keyakinan para gerejawan, maka filosof tersebut dianggap murtad dan akan dihukum berat samapai pada hukuman mati.
Secara garis besar filsafat abad pertengahan dapat dibagi menjadi dua periode yaitu: periode Scholastik Islam dan periode Scholastik Kristen.
1.      Scholastik Islam
Para Scholastic Islamlah yang pertama mengenalkan filsafatnya Aristoteles diantaranya adalah Ibnu Rusyd, ia mengenalkan kepada orang-orang barat yang belum mengenal filsafat Aristoteles.
Para ahli fikir Islam (Scholastik Islam) yaitu Al-Kindi, Al-Farabi, Ibnu Sina, Al-Gazali, Ibnu Rusyd dll.Mereka itulah yang memberi sumbagan sangat besar bagi para filosof eropa yang menganggap bahwa filsafat Aristoteles, Plato, dan Al-Quran adalah benar.Namun dalam kenyataannya bangsa eropa tidak mengakui atas peranan ahli fikir Islam yang mengantarkam kemoderenan bangsa barat.
2.      Scholastik Kristen
pada masa ini kekuasaan agama masih begitu berpengaruh terhadap perkembangan kehidupan filasafat, khususnya di kawasan Eropa. Adanya tren perbudakan membuat para pemikir ahli terbatas hanya dari kaum agamis yang berada di gereja saja, karena mereka yang diluar gereja terlalu disibukkan dengan urusan melayani orang lain, daripada memikirkan hal- hal yang tidak mengenyangkan seperti filsafat.
Pada masa ini perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan sangat buruk.Karena pihak gereja membatasi dan melarang para filosof dalam berfikir, sehingga ilmu pengetahuan dan filsafat tidak berkembang.

Keruntuhan Abad Kegelapan (Keruntuhan Romawi Barat)
            Membahas foedalisme di Eropa yang berlangsung selama tiga abad yaitu abad IX,X dan XI itu,pada hakekatnya tidak dapat dilepaskan kaitannya dengan beberapa faktor yang setidaknya berpengaruh pada tumbuhnya benih-benih foedalisme di Eropa.Periode Abad Pertengahan awal antara tahun 500-1000 merupakan masa transisi dalam sejarah Eropa yg kacau sehingga disebut sebagai ‘abad kegelapan’. Periode ini ditandai dengan :
1.      Invasi suku-suku barbar, mula-mula orang-orang Jerman (Goth, Frank, Anglo-Saxon, dll), kemudian disusul bangsa Skandinavia (Viking) antara tahun 800-1000.

2.       Terbentuknya kerajaan-kerajaan Jerman dan terjadinya perang-perang perebutan wilayah kekuasaan antara kerajaan-kerajaan tersebut.

3.      Kehancuran Romawi Barat menyebabkan ekonomi bergeser dari kota-kota ke pedesaan. Pergeseran ini mendorong kemunculan sistem feodal di Eropa.
Disintegrasi Kekaisaran Romawi Barat setelah sekitar 800 tahun dengan serangkaiaan penaklukan ,ekspansi dan konsolidasi politik serta aktifitas kultural,kemudia digantikan perannya oleh Gereja.Jatuhnya Kekaisaran Romawi Barat ,secara politis membawa pengaruh terjadinya berbagai kerajaan barbar di Eropa.Setiap kerajaan barbar harus berupaya menata pemerintahan sendiri,karena telah lepas dari pengaturan dan pengawasan Kekaisaran Romawi.Adapun berbagai negara Jerman yang penting,yang didirikan di atas reruntuhan Kerajaan Romawi Barat adalah:
1.      Kerajaan Goth Timur,wilayahnya meliputi Italia,Slav,dan Burgundia (Swiss)

2.      Kerajaan Goth Barat,meliputi Spanyol,Kerajaan Vandal di Afrika Utara,Kerajaan Franka di Perancis,Belgia,Belanda,dan Jerman Barat.Sementara itu,sumbangan bangsa Aglo-Saxons yang terhalau dari Jerman menyerbu ke tanah Inggris,kemudian mendesak bangsa-bangsa Kelt yang datang lebih dulu ke kepulauan itu.

Akibat runtuhnya Romawi Barat,telah menyebabkan wajah Eropa menjadi masyarakat Agraris dengan rumah tangga desa tertutup.Disitu tidak terdapat lalu lintas uang.Semua wujud kemasyarakatan didasarkan atas kepemilikan tanah.Hanya pemilik tanah yang memungkinkan adanya administrasi dan sistem militer negara,keadaan ini menciptakan kebutuhan akan tanah-tanah luas.Telah terjadi anarkhi selama tiga abad
(abad VI,VII,VIII) pada masa Keruntuhan Romawi,tercipta ketidakstabilan politik,terjadi anarkhi,tidak ada keamanan perorangan dan hak milik,di situ terjadi pertentangan semua melawan semua.Kekerasan terjadi dimana-mana ,para petani mencari perlindungan di sekitar benteng yang diperkuat terhadap ancaman penyerbuan gerombolan bersenjata.Maka,orang-prang merdeka makin lama makin tergantung pada tuan tanah,bahkan ada yang membayar dengan kemerdekaanya,tuan tanah bertindak sebagai pelindung kaum tani dan harta kekayaannya digunakan untuk biaya perang dan untuk memberi bantuan dalam bahaya kelaparan.Sebaliknya,balas jasa mengerjakan tanah untuk kepentingan tuan tanahnya.Dengan adanya kenyataan tersebut terjadilah hubungan foedal,para petani bersumpah setia dalam ikatan foedal untuk memenuhi kebutuhan hidup para tuan tanah yang memberi bantuan dan perlindungan,keselamatan hidup demi tuan tanah. 

Unsur Kebudayaan yang Membentuk Foedalisme
Foedalisme mulai tumbuh pada percampuran kebudayaan Roma dan Jerman.Tentu saja percampuran kedua kebudayaan ini kemudian menimbulkan sebuah sistem baru yang disebut foedalisme. Unsur kebudayaan yang membentuk feodalisme adalah :
1.      Budaya militer suku-suku bangsa Jerman, berupa kebiasaan para pemimpin pasukan untuk membagikan rampasan perang kepada para prajurit sebagai imbalan atas pelayanan mereka. Pola ini merupakan dasar hubungan feodal (lord-vassal)

2.      Sistem kepemilikan tanah Romawi yg menjadi semakin penting ketika perdagangan mundur akibat perang. Para petani miskin yang tidak mampu membayar pajak sering mengalihkan tanahnya kepada bangsawan atau tuan tanah, yang kemudian meminjamkan tanah itu kepada para petani miskin untuk dikelola. Pada praktiknya para petani yg terikat pada tanah yang bukan miliknya ini berkedudukan setengah budak. Orang-orang Jerman lambat laun mengadopsi kebiasaan ini

Evolusi menuju pemerintahan foedal dapat kita telusuri pada Kerajaan Franka.Di pusat Kerajaan Franka,awal foedalisme mulai tumbuh menuju kedewasaan kokoh.Di tengah situasi yang kacau,anarkis,merosotnya keadaan ekonomi di Eropa akibat runtuhnya perdagangan dan juga runtuhnya Kekaisaran Romawi Barat,makin banyak orang bebas mencari perlindungan kepada kaum elit militer pemegang kuasa di pedalaman.Masyarakat pedalaman terdiri dari petani kecil,prajurit tak bertuan dan pengungsi dari kota yang terbengkalai itu mengikat diri menjadi penyewa tanah dan prajurit keluarga tuan tanah yang semakin besar.

Kerajaan Franka yang dibangun oleh dinasti Meroving lambat laun menghadapi dilema politik.Hal ini karena penyerbuan dari dari suku-suku barbar.Sehingga mereka tidak ada cara lain yang dapat dilakukan kecuali menghadiahkan kedudukan pemerintahan kepada ksatia dan uskup baik dari golongan sekuler maupun kegerejaan.Hadiah itu berupa tanah perdikan yang dihibahkan seumur hidup kepada para uskup tersebut dengan persyaratan tetap setia pada mereka.Pada perkembangnya,para uskup tersebut mengingkari perjanjian untuk tetap setia kepada Dinasti Meroving.Dari hal ini seyogyanya tanah yang dihibahkan tersebut bersifat sementara,tetapi ternyata beerubah menjadi hak kepemilikan tetap dan diwariskan.Tentu saja hal ini berpengaruh pada kurangnya kewibawaan Dinasti tersebut dan berakibat digantikannya oleh kekuasaan Dinasti Karoling.

Ketika Dinasti Karoling berkuasa,terjadi perubahan luar biasa yang digagas oleh Charmelagne sebagai penguasa terkenal pada masa itu.Tradisi tanah dan kepenguasaan yang semula telah merosot dicoba untuk ditata.Berkat kberhasilan dalam menghimpun pasukan-pasukan kavaleri yang mulai dirintis oleh penguasa pendahulunya,berusaha untuk memperluas wilayah kekuasaannya.Sepeninggal Charmelagne,tanda-tanda kelahiran foedalisme mulai menunjukkan bentuknya.Hal ini sekali lagi dipengaruhi oleh serbuan orang-orang barbar dari Skandinavia yang merupakan jelmaan dari suku Viking yang terkenal kejam dan buas,penguasa Franka harus membangun pertahanan baru yang kuat yang berupa tembok-tembok tebal dan puri berbenteng.Pertahan yang berupa benteng yang kokoh itu mendorong para buruh tani mulai memadati daerah daerah sekitar yang berada dalam naungan perlindungannya.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar