Senin, 15 Desember 2014

AMAN PERTENGAHAN SAMPAI MODERN (KAJIAN FILSAFAT)

                               AMAN PERTENGAHAN SAMPAI MODERN
(KAJIAN FILSAFAT)


kebudayaan rochani Abad Pertengahan bercirikan agama Kristen. Seluruh jiwa masyarakat dengan berbagai sendi-sendinya bersifat keagamaan. Jiwa keagamaan ini yang mendorong berbagai bentuk dan paparan kehidupan.  Orang hanya mengakui makna kehidupannya yang berhubungan dengan tujuannya, yaitu tujuan adhikodrati tentang kehidupan bahagia. Jiwa diluputi oleh sikap perasaan-perasaan yang timbul karena angan-angan keagamaan. Oleh karenanya menimbulkan pandangan hidup dan pandangan dunia yang bersifat mistik.

Kita ketahui, selama abad pertengahan gambaran-gambaran pembabakan masa menurut analogi dari cerita-cerita injil beredar dimana-mana. Berbalikan dengan orang yunani, nilai-nilai hidup bagi orang abad pertengahan tidak terletak pada masa kini. Pemikiran abad pertengahan sebelum abad XII, sebelum munculnya filsafat Scholastik, dikuasai oleh cara pemikiran Augustinus, yaitu  semacam Neoplantonisme Kristen. Benda-benda didunia diciptakan menurut contoh cita-cita keabadian dalam jiwa Tuhan.
Sejarah keselamatan adalah jatuh bangunnya bangsa yahudi dari dosa dan pengampunan, yang akhirnya  sampai pada penebusan. Masa diantara kebangkitan sampai pada kedatangan kristus kembali adalah masa percobaan. Dengan sudut tinjaun tentang sejarah keselamatan ini Augustinus ( 354-430) menganggap sejarah profan sebagai suatu pertentangan universal antara Kerajaa Tuhan dan Kerajaan Dunia.
Selanjutnya Augustinus menunjukkan, sejarah tidak ditentukan oleh manusia, tetapi oleh pola rencana Allah. Jadi Tuhan ikut mengambil bagian dalam sejarah. Augustinus masih terus menunjukan adanya pimpinan Tuhan didalam sejarah. Dengan dasar inilah ia membagi sejarah dunia dalam enam periode :
1.      Dari Adan sampai air Bah
2.      Dari air bah sampai Ibrahim
3.      Dari Ibrahim sampai Dawud
4.      Dari Dawud sampai di Babylon
5.      Dari pembuangan sampai kelahiran kristus
6.      Dari kristus sampai akhir dunia
Keenam periode ini oleh Augustinus juga dihubungkan dengan keempat kejadian dunia yaitu : Asria, Pesria, Masedonia, Roma.
Kepastian  hidup didalam Senescensn saeculum diperkuat dengan runtuhnya Romawi Barat, dan tidak datangnya masa akhir dapat diterangkan oleh terus berlangsungnya Romawi Timur. Baru didalam abad XII timbullah pandangan sejarah yang baru, yaitu :
1.      Aliran realistis yang diwakili oleh Otto van Freising
2.      Aliran mistis simbolis oleh Joachim van foried

Otto van Freising  ( 1114-1158)

didalam bukunya “Chronican Historia de duabus civitatibus”. Ia berpendapat bahwa ini telah hampir sampai, karena ia melihat didalam diri Hendrik IV sebagai batu “yang direnggut dari gunung” untuk menghancurkan kerajaan terakhir.
Disampinh pandangan pessimistis ini terdapay juga pandangan optimistis. Kebudayaan berangsur terus-menerus dari Timur ke Barat. Disitu terdapat periode timbul dan tenggelam, kematian dan pembaharuan secara periodic. Perinciannya kedalam periode-periode sebagai berikut :
  1. Periode pertama berlangsung sampai berdirinya Roma
  2. Periode kedua dari berdirinya Roma sampai kedatangan kristus
  3. Periode ketiga berakhir dengan penyerahan kerajaan oleh Constantijn kepada bangsa yunani
  4. periode keempat berakhir dengan penjerahan bangsa yunani kepada bangsa Franken
  5. periode kelima dengan penjerahan dari bangsa Franken kepada bangsa German
  6. periode keenam diakhiri dengan peperangan antara Gregorius VII dengan Hendrik IV
Otto mengakhirinya dengan penglihatan echatologis yang menantikan segera datangnya hari-ketenyraman.
Joachim van Fiore (1145-1202)

konsepsi ini berupa ajaran keselamatan dan terjadi atas pengertian tentang wahyu. Dilain pihak pengetian sejarah menjadi alat yang tak dapat diabaikan untuk menangkap arti yang mendalam dari kitab perjanjian baru. Karena sejarah dunia bersamaan denga sejarah Gereja. Menurut Joachim sejarah juga merupakan pencerminan kurnia Tuhan dalam kemanusian. Ini terjadi dalam tiga opera, yang dilaksanakan sendiri oleh oleh masing-masing dari  tiga pribadi, dan dengan ini sejarah dibagi menjadi tiga babakan waktu yang besar : 1. Periode Bapa, 2. Periode Putera, 3.  Periode roh kudus. Jochim beranggapan, bahwa masa-masa ini dapat berdiri saling berdampingan. Dalam tiap periode berdiri dua negara dengan pemimpinnya yang saling bertentangan. Herodes melawan Kristus, Neropertus, Mohamed-Benedictus, Saladyn-Hendrik IV, Anti Christ-Dux.

ZAMAN MODERN
,,Adalah kehadiran manusia, yang menaruh
kepentingan atas adanya makhul yang lain
periode Renaissance, Reformasi dan Rasionalisme merupakan peralihan kearah jaman modern. Tiga aliran inilah yang memberikan wajah baru pada kehidupan Eropa Barat. Dalam abad XIX pemisahan antara abad pertengahan masih sangat jelas dan tajam. Renaissance, Reformasi, jatuhnya konstatinopel, penemuan-penemuan geografis, pendapatan seni letak buku, semuanya terjadi  didalam pertengahan abad XV dan dasawarsa pertama abad XVI.
Kebudayaan modern lebih bersifat sekuler dari pada kebudayaan abad pertengahan sebagai kekuasaan pemerintahaan yang menguasai kebudayaan. Sebelum tahun 1400 di barat hanya ada satu gereja, yaitu gereja Khatolik-Roma, tetapi sesudah tahun 1700 terdapat ratusan sekte dan masih tak terhitung lagi banyaknya perkumpulan yang mempunyai arah kerohanian.
RENAISSANCE
Kebudayaan Renaissance berkembang di Italia, karena perdagangan pelajar setelah perang salib mengalami kemajuan pesat. Renaissance dianggap sebagai masa peralihan dar abad pertengahan kejaman modern dan dengan demikian ia memiliki unsure-unsur dari kebudayaan kuno maupun kebudayaan baru.
Lambat laun nilai kristiani abad pertengahan mulai kehilangan arti, ide-ide tradisional abad pertengahan tak lagi memberi kepuasan. Kepercayaan kepada Tuhan tak lagi memberi garis arah pada pandangan hidup manusia. Aturan-aturan moral lama tak lagi dihormati dan oaring tak segan-segan untuk merebut kekuasaan dengan jalan khianat dan kekejaman.
Situasi politik pada masa ini menggantungkan perkembangan individu, oleh karenanya kesenian dan ilmu pengetahuan maju dengan sangat pesatnya. Disiplin moril intelektual dan politik adalah asing pada masa ini. Tyran dan desport Rennaissance mau mempertahankan diri pribadi dan tidak mau tunduk pada suatu kekuasaanpun, dari sebab itu lah maka dalam abad XV di Italia terjadi anarchi politik dan moril. Keadaan ini turut mendorong munculnya ajaran Macchiavelli yang termuat dalam II principe.
REFORMASI
Latar belakang ekonomis dari masa Reformasi adalah peralihan dari rumah tangga alam ke kapitalisme dagang, dan karena penemuan-penemuan besar yang mengakibatakan meluasnya perdagangan dan pelajaran. Pedagang kaya memegang monopoli dan pengusaha bank yang kaya dengan tepat memperoleh banyak kekuasaan politik karena pinjaman-pinjaman yang tidak sedikit.
Munculnya nasionalissme akibat kemunduran gereja romawi menjelang akhir abad pertengahan maka protentatisme dari Luther, Calvijn dan Zwingli dapat berkumandang di barat. Protentatisme semula tak menghendaki pembaharuan gerej, melainkan ingin kembali seperti oaring-orang Kristen pertama pada masa permulaan. Protentatisme merupakan revolusi menentang kekuasaaan gereja, menentan kepausan dan hierarchi gereja. Orang menolak perantara dari pada imam maupun organisa buatan manusia dan ingin langsung berhubungan dengan Tuhan.
Ajaran Calvin juga didasarkan atas keselamatan yang disebabkan karena dan terpilihnya seorang oleh Tuhan. Ia mencoba mendirikan perkumpulan suci dari para pemeluk, yang pengurusnya di pegang oleh para kaum awam. Kaum yang menghendaki pemurnian beranggapan adalah sesuatu yang sungguh baik dan bersifat illahi.
Reformasi di Inggris berakar pada kepentingan politik dan ekonomi yang memainkan peranan terpenting ajaran dan upacara-upacara pada mulanya sama dengan gereja khatolik. Semasa skisma itu persoalannya ialah untuk memperbesar kekuasaan raja dan mengurangi pengaruh gereja. Lambat laun ide protestan itu merembet ke inggris, terutama dikalangan para pedagang, dan baru diantara para rohaniawan.
Dengan demikian berlalulah masa kesatuan Kristen di Eropa, monopoli golongan rohaniawan telah retak dan kekuasaan politik maupun rohaniawan roma menjadi patah. Protestan sejak itu tak lagi mendapatkan daerah-daerah baru yang penting. Selanjutnya meluasnya pandangan sejarah ilmiah. Maka orang mulai menerima kemacam-ragaman kepercayaan agama.
Oleh karena reaksi terhadap Reformasi kebetulan bertepatan waktunya dengan dominasi spanyol, maka protwntatisme diidentifikasikan dengan nasinalisme, yang muncul untuk menentang absolutisme politik dan kegerejaan  dari Gereja Roma.
ILMU PENGETAHUAN
Ilmu pasti, ilmu falak, dan lain-lain ilmu pengetahuan alam. Hal ini terjadi terutama dalam abad XVII, yang mencari banyak orang terpelajar dan ahli-ahli ilmu pengetahuan yang besar seperti : Newton, Hervey, Descartes, Pascal dan masih banyak lainnya.
Kekayaan, organisasi ekonomi secara modern dan lebih adanya jiwa bebas, semuanya tak dapat disangsikan merupakan factor-faktor yang mendorong bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Pengawasan dari golongan rohaniawan telah menjadi lemah, dank arena orang tak lagi mau mengikuti pendapat-pendapat secara membabi buta, maka ini membangunkan jiwa yang kritis.
RASIONALISME
Kemakmuran dalam abad XVI dan XVII merupakan dasar yang kuat bagi peradaban umunya. Ilmu pengetahuan, filsafat dan kesusasteraan menyongsong masa keemasannya.  Usaha ilmu pengetahuan dengan hasilnya yang mengagumkan menyebabkan suatu perubahan menyeluruh dan berarti suatu kemajuan material yang abru semenjak masa-masa Mesir dan Mesopotamia.
Denga penelitian yang tekun maka jiwa rasionalisme akan dapat menembus dunia kebendaan. Ia tak mau menggunakan hal-hal diatas kodrat sebagi dasar sebagai dasar untuk menerangkan benda-benda ataupun sebagai patokan. Dengan demikian ia memutuskan hubungan dengan tradisi Kristiani dan kekuasaan gereja maupun klerikal.

ABAD XVIII- Abad Pertengahan
Abad XVIII merupakan masa timbulnya golongan tengahan, sebagai akibat dari munculnya perdagangan dengan daerah koloni dan capital. Daerah koloni juga kaya menghasilkan produksi-produksi baru dan bersamaan itu puls merupakan pasar-pasar untuk hasil industri dari negara induk. Kekuasaan capital juga membawa pengaruh pada kehidupan negara. Pendek kata abad XVIII merupakan periode kemajuan yang pesat dan penuh janji-janji untuk masa dagang.
Arah pemikiran abad XVII dan XVIII sangat ditentukan oleh adanya sukses-sukses dan kemajuan yang pesat dibidang ilmu pengetahuan. Hasil yang gemilang ini disatu pihak hanya dapat dicapai berkat penyelidikan yang tekun dan dilain pihak usaha ilmu pengetahuan dapat tumbuh  subur didalam suasana kebebasan dan kemerdekaan
KEBUDAYAAN ROHANI
Apabila abad XIII merupakan titik puncak kebudayaan abad pertengahan dengan gerejanya yang universal dan kekuasaan negaranya. Maka didalam abad XVIII kebudayaan modern sebagai kebudayaan kaum awam. Emansipasi terhadap gereja telah selesai dengan sempurna.. Agama Kristen telah digantikan oleh religi alam, dan Tuhan oleh akal.
Setelah terjadi pemutusan ikatan dari tradisi yang pada masa Rennaissance diartikan sebagai penemuan manusia, dan setelah penolakan segala kekuasaan gereja selama reformasi , maka akhirnya individu menemukan dirinya sendiri. Sesungguhnya dengan adanya agama dari akal ini kita telah berada ditengah-tengah kebudayaan yang anthroposentris, sebagai antipode kebusayaan theosentris dari abad pertengahan. kebudayaan modern adalah laksana mozaik : dimana banyak ajaran-ajaran agama, aliran-aliran dalam filsafat, pendek kata banyak pandangan tentang duniawi.
Abad-XIX
Ekspansi besar-besaran dari kekayaan dan kekuasaan adalah latar belakang ekonomis perkembangan abad XIX. Semua ini akibat langsung dari revolusi industri dan technik, yang dimulai sekitar pertengahan abad XVIII. Penggunaan penemuan-penemuan technik dari kincir terbang, mesin uap sampai dynamo dan elektromahnetisme, bersama dengan pemakaian arang-batu sebagi bahan dan pengolaan baja.
Mesin juga dipakai untuk keperluan pengangkutan : lokomotif dan perahu asap mempercepat dan mempermudah perjalanan. Lalu lintas yang tepat dan industrialisasi meningkatkan besarnya kosentrasi perdagangan dan perusahaan dikota-kota. Peningkatan produksi juga mengakibatkan tambahnya penduduk dengan cepat. Abad XIX juga dilukiskan sebagai periode dari prestasi kosmopolitis dalam lingkup internasional.
Akibat lain dari kemajuan material ialah munculnya golongan tengahan dibidang politik dengan ide-ide liberalisme. Persamaan hokum dan hak bersuara dalam pemerintahan melalui parlemen. Kecuali dibidang politik cita-cita humanitas dan kebebasan juga dibidang social. Ide tentang martabat manusia tidak hanya dicoba direalisasikannya dalam penentangan terhadap segala bentuk pemerasaan seseorang oleh orang lain.
Emansipasi yang diperjuangkan oleh liberalisme tak sampai begitu jauh. Ia tidak ma uterus mengadakan asas kesamaan dalam bidang ekonomi. Didalam banyak negara gerakan liberalisme berjalan bersama-sama dengan nasionalisme, misalnya di Italia dan jerman. Disamping itu nasinalisme memperjuangkan internasional antara bangsa-bangsa yang diperintah oleh golongan tengahan melalui parlemen dengan didasarkan atas  perdagangan bebas.
Adanya revolusi industri produksi mekanis juga menunjukkan segi-segi negatifnya. Distu pihak kemakmuran ternyata bertambah dengan naiknya kehidupan secara umum, dilain pihak jaman mesin telah membawa bencana yang tak terkatakan. Meskipun orang mencegah peraturan social mengenai upah yang rendah.
PANDANGAN  SEJARAH  MODERN
Pengawasan dari kebudayaan, yang berlangsung pada menjelang akhir abad pertengahan dan di perkuat oleh Renaissance dan Reformasi, yang memuncak pada masa pencerahan. Rasionalisme menganggap sejarah tak lain dari pada kemenangan yang terus menerus dari akal dalam diri manusia, dan kemenangan atas kekuatan irrasional didunia.
Sejarah tidak lain adalah perwujudan akal didalam waktu, sedang negara adalah bentuk keharusan. Histories materialisme menggambarkan perjalanan sejarah sebagai perkembangan dialektis dari perjuangan kelas untuk akhirnya sampai pada masyarakat sosialistis yang di idam-idamkan. Makin lama tekanan diletakkan pada sejarah sekuler dan tujuan keduniawian manusia adalah merupakan akibat dari adanya penjauhan yang terus menerus dari kebudayaaan eropa terhadap agama Kristen.
Sejarah keselamatan disekularisasikan menjadi sejarah dunia. Perbedaan antara sejarah suci dan sejarah profan dapat kita temukan kembali dalam perjanjian lama sebagai sejarah bangsa terpilih dan sejarah kaum kafir : dalam perjanjian baru sebagai kerajaan Allah melawan dunia. Dari Augustinus sampai Bossuet sejarah profane senantiasa dihubungkan dengan sejarah suci.
Dengan Voltaire maka mulailah ada emansipasi : ia menghubungkan sejarah religi dengan sejarah kebudayaan. Comite dan Marx menolak penyelenggaraan illahi dan menggantikan dengan kepercayaan akan kemajuan setelah emansipasi berlangsung. Messianisme dari Historis-materialisme dengan mudah dapat dikembangkan pada judaisme dan agama Kristen. Pola pertentangan antara dua kelompok yaitu surga dan neraka, kebaikan dan kejahatan. Semua itu antara lain merupakan aspek yang sama-sama diperoleh ganbaran yang lebih jelas mengenai pandangan sejarah modern.


BOSSUET (1637-1704)
Pandangan sejarah berdasarkan atas thesis, bahwa dalam sejarah manusia di tuntut oleh penyelenggaraan illahi. Segala peristiwa sementara itu bekerja sama untuk memenuhi penyelenggaraan illahi yang kekal. Semua kekuataan didunia turut bekerja tampa dikehendaki dan dimengerti untuk memenuhi rencana Tuhan. Pax Romana adalah bersamaan dengan kelahiran Kristus dan dipakai sebagai persiapaan untuk meluaskan injil suci.
Lebih-lebih sejarah dari bangsa yahudi banyak merupakan manifestasi dari penyelenggaraan illahi. Bangsa Assria dan Babilonia dipergunakan untuk menyiksa umat Allah : bangsa Persia dipakai untuk memperbaiki mereka, Alexandria untuk melindungi mereka, sedang bangsa romawi untuk membebaskan mereka.
VOLTAIRE (1694-1778)
“Essai” dan Voltaire adalah filsafat sejarah pertama, yang berarti emansipasi atas interpretasi sejarah secara theologies.  Voltaire mentafsirkan fakta kebudayaan dengan norma akal manusia biasa. Bagunya peradabaan berarti perkembangan progresif dari ilmu pengetahuan, kesenian, moral.
Tujuan sejarah ditentukan oleh akal kita sendiri, yaitu untuk memperbaiki kondisi hidup manusia, dalam arti untuk mengurangi kebodohan mereka dan dengan demikian agar dapat hidup lebih baik. Apa  yang dibangun oleh Voltaire adalah sejarah yang diberi aspek profan. Bukan penyelenggara illahi, melainkan akallah yang memimpin manusia masa silam yang kelam menuju kemasa kini yang terang dan masa mkini akan menuju kemasa mendatang yang lebih cemerlang. Jadi harapan orang Kristen pada penebusaan telah disekularisasikan menjadi harapan yang tak tentu pada masa dating.
CONDERCEI {1743-1794}
Sebagai penganut teori kemajuan ia juga percaya bahwa manusia akhirnya akan sempurna. Tujuan yang sebenarnya dari kemajuan adalah penyempurnaan pengetahuan dan kebahagiaan. Kemajuan adalah tidak tertentu, batasanya tergantung pada lamanya umur bumi dan kekekalan hokum alam semesta. Sebagai akibatnya ialah bahwa sejumlah besar manusia, karena urusan-urusan perdagangannya telah menempati seluruh permukaan bumi. Akan tibalah suatu waktu dimana terdapat bangsa-bangsa yang bebas.
Bagi Condorcet letak kemajuan itu dengan adanya perbaikan-perbaikan industri dan tehnik. Perbaikan bangsa manusia akan mempengaruhi konstitusi alamiah dan akan menangguhkan kematian. Karena adanya makanan yang sehat. Moral manusia dan konstitusi intellectual dapat juga mengalami kemajuan oleh adanya pewarisan yang menumpuk mulative
St. Siomon (1760-1825)
St. Simon mencoba menerapkan hukum alam pada bidang social dan moral. Disampin itu ia juga membedakan antara periode organisasi dan konstruksi dengan masa kritis sampai dengan penyerbuan bangsa barbar. Periode karel agung sampai kira-kira tahun1500 adalah periode organisasi : dengan tampilannya luther maka mulai masa kritis yang baru. abad pertengahan. adalah periode organisasi, dimana asas organisasi social direalisasikan oleh hubungan yang tepat dari pengetahuan rohani dan pengetahuan sementara didasarkan atas doktrin umum
Comite (1798-1857)
Seperti halnya St. Simon, Comite juga bertolak pada asaa, bahwa perkembangan kebudayaan adalah mengikuti hukum yang fundamental. Kemudian ia sampai pada pembagian kebudayaan dalam tiga stadia :
  1. Stadium theologies yang disamakan dengan masa kanak-kanak dimana pemikiran masih bersifat fiktif
  2. Stadium methapisis, disamakan dengan masa remaja dengan fikiran-fikiran yang abstrak
  3. Stadium positif, digambarkan sebagai masa dewasa, dengan pemikiran secara ilmu pengetahuan
Sejarah universal dari Comite adalah gerak kemajuan yang lurus dari keadaan primitil kearah tingkatan yang lebih tinggi dan lebih baik.
Kurangnya stabilitas dalam tertib social disebabkan oleh adanya koeksistensi yang kacau dari tiga stadia yang berbeda. Kini yang perlu dilakukan adalah filsafat positif agar pengaruhnya pada kehidupan social dapat diperkuat dan seluruh masyarakat dapat dikonsolidasikan.
HEGEL (1770-1831)
Pandangan sejarah bertolak dari thesis, bahwa akala adalah azas\dari dunia. Akallah yang bekerja di dalam dan di balik nafsu, usaha dan fikiran, maupun kepentingan-kepentingan manusia. Manusia berfikir dan berusaha mencapai tujuannya, namun secara tidak sadar mereka memenuhi suatu tujuan umum yaitu : perwujudan dari ide. Manusia adalah sekedar alat dari itu.
Realisasi diri dari roch didalam waktu ini adalah pernyataan yang semakin maju dari fikiran bebas. Pendidikan dari roch menuju realisasi dan kesadaran dalam kebebasan berlangsung dari  gerakan dari timur kearah barat. Sejarah dunia mulai di timur dan berakhir di barat. Ia dimulai dari kerajaan timur yang besar, yaitu cina, Persia dan India. Karena kemenangan yang menentukan dari bangsa yunani atas bangsa Persia maka sejarah berpindah kelaut tengah dan berakhir dengan kerajaan Kristen german di barat.
Karl Marx (1818-1883)
Apabila Hegel menganggap roch sebagai azas dari kenyataan sejarah, maka marx dalam histories materialnya bertolak dari kemasyarakatan yang histories. Dilihat dari segi ekonomis, maka kenyataan masyarakat dikuasai oleh hubungan-hubungan produksi.
Masyarakat bordjuis kapitalis sekarang, seperti halnya periode-periode yang mendahuluinya. Mengandung antagonisme social, yang disebabkan oleh cara-cara produksi kapitalistis. Dengan adanya perkembangan yang hebat dari kekuasaan industri dan ilmu pengetahuan maka timbullah disitu contrast-kontrast yang tajam.
Emansipasi individu akan tercapai dengan jalan menggulingkan tertib masyarakat yang ada. Proletariat , bangsa terpilihnya histories materialisme, adalah satu-satunya kekuatan revolusioner yang mempunyai potensi untuk menumbangkan masyarakat kapitalistis dan untuk membangun komunistis yang dicita-citakan.

KEBUDAYAANMANUSIA ABAD PERTENGAHAN

KEBUDAYAANMANUSIA ABAD PERTENGAHAN
kebudayaan rochani Abad Pertengahan bercirikan agama Kristen. Seluruh jiwa masyarakat dengan berbagai sendi-sendinya bersifat keagamaan. Jiwa keagamaan ini yang mendorong berbagai bentuk dan paparan kehidupan.  Orang hanya mengakui makna kehidupannya yang berhubungan dengan tujuannya, yaitu tujuan adhikodrati tentang kehidupan bahagia. Jiwa diluputi oleh sikap perasaan-perasaan yang timbul karena angan-angan keagamaan. Oleh karenanya menimbulkan pandangan hidup dan pandangan dunia yang bersifat mistik.
Kita ketahui, selama abad pertengahan gambaran-gambaran pembabakan masa menurut analogi dari cerita-cerita injil beredar dimana-mana. Berbalikan dengan orang yunani, nilai-nilai hidup bagi orang abad pertengahan tidak terletak pada masa kini. Pemikiran abad pertengahan sebelum abad XII, sebelum munculnya filsafat Scholastik, dikuasai oleh cara pemikiran Augustinus, yaitu  semacam Neoplantonisme Kristen. Benda-benda didunia diciptakan menurut contoh cita-cita keabadian dalam jiwa Tuhan.
Sejarah keselamatan adalah jatuh bangunnya bangsa yahudi dari dosa dan pengampunan, yang akhirnya  sampai pada penebusan. Masa diantara kebangkitan sampai pada kedatangan kristus kembali adalah masa percobaan. Dengan sudut tinjaun tentang sejarah keselamatan ini Augustinus ( 354-430) menganggap sejarah profan sebagai suatu pertentangan universal antara Kerajaa Tuhan dan Kerajaan Dunia.
Selanjutnya Augustinus menunjukkan, sejarah tidak ditentukan oleh manusia, tetapi oleh pola rencana Allah. Jadi Tuhan ikut mengambil bagian dalam sejarah. Augustinus masih terus menunjukan adanya pimpinan Tuhan didalam sejarah. Dengan dasar inilah ia membagi sejarah dunia dalam enam periode :
1.      Dari Adan sampai air Bah
2.      Dari air bah sampai Ibrahim
3.      Dari Ibrahim sampai Dawud
4.      Dari Dawud sampai di Babylon
5.      Dari pembuangan sampai kelahiran kristus
6.      Dari kristus sampai akhir dunia
Keenam periode ini oleh Augustinus juga dihubungkan dengan keempat kejadian dunia yaitu : Asria, Pesria, Masedonia, Roma.
Kepastian  hidup didalam Senescensn saeculum diperkuat dengan runtuhnya Romawi Barat, dan tidak datangnya masa akhir dapat diterangkan oleh terus berlangsungnya Romawi Timur. Baru didalam abad XII timbullah pandangan sejarah yang baru, yaitu :
1.      Aliran realistis yang diwakili oleh Otto van Freising
2.      Aliran mistis simbolis oleh Joachim van foried

Otto van Freising  ( 1114-1158)
didalam bukunya “Chronican Historia de duabus civitatibus”. Ia berpendapat bahwa ini telah hampir sampai, karena ia melihat didalam diri Hendrik IV sebagai batu “yang direnggut dari gunung” untuk menghancurkan kerajaan terakhir.
Disampinh pandangan pessimistis ini terdapay juga pandangan optimistis. Kebudayaan berangsur terus-menerus dari Timur ke Barat. Disitu terdapat periode timbul dan tenggelam, kematian dan pembaharuan secara periodic. Perinciannya kedalam periode-periode sebagai berikut :
  1. Periode pertama berlangsung sampai berdirinya Roma
  2. Periode kedua dari berdirinya Roma sampai kedatangan kristus
  3. Periode ketiga berakhir dengan penyerahan kerajaan oleh Constantijn kepada bangsa yunani
  4. periode keempat berakhir dengan penjerahan bangsa yunani kepada bangsa Franken
  5. periode kelima dengan penjerahan dari bangsa Franken kepada bangsa German
  6. periode keenam diakhiri dengan peperangan antara Gregorius VII dengan Hendrik IV
Otto mengakhirinya dengan penglihatan echatologis yang menantikan segera datangnya hari-ketenyraman.
Joachim van Fiore (1145-1202)
konsepsi ini berupa ajaran keselamatan dan terjadi atas pengertian tentang wahyu. Dilain pihak pengetian sejarah menjadi alat yang tak dapat diabaikan untuk menangkap arti yang mendalam dari kitab perjanjian baru. Karena sejarah dunia bersamaan denga sejarah Gereja. Menurut Joachim sejarah juga merupakan pencerminan kurnia Tuhan dalam kemanusian. Ini terjadi dalam tiga opera, yang dilaksanakan sendiri oleh oleh masing-masing dari  tiga pribadi, dan dengan ini sejarah dibagi menjadi tiga babakan waktu yang besar : 1. Periode Bapa, 2. Periode Putera, 3.  Periode roh kudus. Jochim beranggapan, bahwa masa-masa ini dapat berdiri saling berdampingan. Dalam tiap periode berdiri dua negara dengan pemimpinnya yang saling bertentangan. Herodes melawan Kristus, Neropertus, Mohamed-Benedictus, Saladyn-Hendrik IV, Anti Christ-Dux.


Filsafat Abad Pertengahan
Filasafat Yunani yang menelurkan banyak pemikir ulung, memiliki tempat yang cukup berpengaruh pada perkembangan ilmu filsafat di abad pertengahan.Pada masa itu, perkembangan kehidupan di dunia tidak bisa lepas dari dua agama besar yang saat itu saling mempengaruhi, Islam dan Nasrani.Masyarakat tersebut memiliki kontribusi besar dalam perkembangan dunia selanjutnya.
Pada masa pertengahan ini, terdapat periode yang membuat perkembangan filsafat tidak berlanjut, yaitu pada masa skolastik Kristen.Hal inidikarenakanpihak gereja membatasi para filosof dalam berfikir, sehingga ilmu pengetahuan terhambat dan tidak bisa berkembang, karena semuanya diatur oleh doktirn-doktrin gereja yang berdasarkan kenyakinan. Apabila terdapat pemikiran-pemikiran yang bertentangan dari keyakinan para gerejawan, maka filosof tersebut dianggap murtad dan akan dihukum berat samapai pada hukuman mati.
Secara garis besar filsafat abad pertengahan dapat dibagi menjadi dua periode yaitu: periode Scholastik Islam dan periode Scholastik Kristen.
1.      Scholastik Islam
Para Scholastic Islamlah yang pertama mengenalkan filsafatnya Aristoteles diantaranya adalah Ibnu Rusyd, ia mengenalkan kepada orang-orang barat yang belum mengenal filsafat Aristoteles.
Para ahli fikir Islam (Scholastik Islam) yaitu Al-Kindi, Al-Farabi, Ibnu Sina, Al-Gazali, Ibnu Rusyd dll.Mereka itulah yang memberi sumbagan sangat besar bagi para filosof eropa yang menganggap bahwa filsafat Aristoteles, Plato, dan Al-Quran adalah benar.Namun dalam kenyataannya bangsa eropa tidak mengakui atas peranan ahli fikir Islam yang mengantarkam kemoderenan bangsa barat.
2.      Scholastik Kristen
pada masa ini kekuasaan agama masih begitu berpengaruh terhadap perkembangan kehidupan filasafat, khususnya di kawasan Eropa. Adanya tren perbudakan membuat para pemikir ahli terbatas hanya dari kaum agamis yang berada di gereja saja, karena mereka yang diluar gereja terlalu disibukkan dengan urusan melayani orang lain, daripada memikirkan hal- hal yang tidak mengenyangkan seperti filsafat.
Pada masa ini perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan sangat buruk.Karena pihak gereja membatasi dan melarang para filosof dalam berfikir, sehingga ilmu pengetahuan dan filsafat tidak berkembang.

Keruntuhan Abad Kegelapan (Keruntuhan Romawi Barat)
            Membahas foedalisme di Eropa yang berlangsung selama tiga abad yaitu abad IX,X dan XI itu,pada hakekatnya tidak dapat dilepaskan kaitannya dengan beberapa faktor yang setidaknya berpengaruh pada tumbuhnya benih-benih foedalisme di Eropa.Periode Abad Pertengahan awal antara tahun 500-1000 merupakan masa transisi dalam sejarah Eropa yg kacau sehingga disebut sebagai ‘abad kegelapan’. Periode ini ditandai dengan :
1.      Invasi suku-suku barbar, mula-mula orang-orang Jerman (Goth, Frank, Anglo-Saxon, dll), kemudian disusul bangsa Skandinavia (Viking) antara tahun 800-1000.

2.       Terbentuknya kerajaan-kerajaan Jerman dan terjadinya perang-perang perebutan wilayah kekuasaan antara kerajaan-kerajaan tersebut.

3.      Kehancuran Romawi Barat menyebabkan ekonomi bergeser dari kota-kota ke pedesaan. Pergeseran ini mendorong kemunculan sistem feodal di Eropa.
Disintegrasi Kekaisaran Romawi Barat setelah sekitar 800 tahun dengan serangkaiaan penaklukan ,ekspansi dan konsolidasi politik serta aktifitas kultural,kemudia digantikan perannya oleh Gereja.Jatuhnya Kekaisaran Romawi Barat ,secara politis membawa pengaruh terjadinya berbagai kerajaan barbar di Eropa.Setiap kerajaan barbar harus berupaya menata pemerintahan sendiri,karena telah lepas dari pengaturan dan pengawasan Kekaisaran Romawi.Adapun berbagai negara Jerman yang penting,yang didirikan di atas reruntuhan Kerajaan Romawi Barat adalah:
1.      Kerajaan Goth Timur,wilayahnya meliputi Italia,Slav,dan Burgundia (Swiss)

2.      Kerajaan Goth Barat,meliputi Spanyol,Kerajaan Vandal di Afrika Utara,Kerajaan Franka di Perancis,Belgia,Belanda,dan Jerman Barat.Sementara itu,sumbangan bangsa Aglo-Saxons yang terhalau dari Jerman menyerbu ke tanah Inggris,kemudian mendesak bangsa-bangsa Kelt yang datang lebih dulu ke kepulauan itu.

Akibat runtuhnya Romawi Barat,telah menyebabkan wajah Eropa menjadi masyarakat Agraris dengan rumah tangga desa tertutup.Disitu tidak terdapat lalu lintas uang.Semua wujud kemasyarakatan didasarkan atas kepemilikan tanah.Hanya pemilik tanah yang memungkinkan adanya administrasi dan sistem militer negara,keadaan ini menciptakan kebutuhan akan tanah-tanah luas.Telah terjadi anarkhi selama tiga abad
(abad VI,VII,VIII) pada masa Keruntuhan Romawi,tercipta ketidakstabilan politik,terjadi anarkhi,tidak ada keamanan perorangan dan hak milik,di situ terjadi pertentangan semua melawan semua.Kekerasan terjadi dimana-mana ,para petani mencari perlindungan di sekitar benteng yang diperkuat terhadap ancaman penyerbuan gerombolan bersenjata.Maka,orang-prang merdeka makin lama makin tergantung pada tuan tanah,bahkan ada yang membayar dengan kemerdekaanya,tuan tanah bertindak sebagai pelindung kaum tani dan harta kekayaannya digunakan untuk biaya perang dan untuk memberi bantuan dalam bahaya kelaparan.Sebaliknya,balas jasa mengerjakan tanah untuk kepentingan tuan tanahnya.Dengan adanya kenyataan tersebut terjadilah hubungan foedal,para petani bersumpah setia dalam ikatan foedal untuk memenuhi kebutuhan hidup para tuan tanah yang memberi bantuan dan perlindungan,keselamatan hidup demi tuan tanah. 

Unsur Kebudayaan yang Membentuk Foedalisme
Foedalisme mulai tumbuh pada percampuran kebudayaan Roma dan Jerman.Tentu saja percampuran kedua kebudayaan ini kemudian menimbulkan sebuah sistem baru yang disebut foedalisme. Unsur kebudayaan yang membentuk feodalisme adalah :
1.      Budaya militer suku-suku bangsa Jerman, berupa kebiasaan para pemimpin pasukan untuk membagikan rampasan perang kepada para prajurit sebagai imbalan atas pelayanan mereka. Pola ini merupakan dasar hubungan feodal (lord-vassal)

2.      Sistem kepemilikan tanah Romawi yg menjadi semakin penting ketika perdagangan mundur akibat perang. Para petani miskin yang tidak mampu membayar pajak sering mengalihkan tanahnya kepada bangsawan atau tuan tanah, yang kemudian meminjamkan tanah itu kepada para petani miskin untuk dikelola. Pada praktiknya para petani yg terikat pada tanah yang bukan miliknya ini berkedudukan setengah budak. Orang-orang Jerman lambat laun mengadopsi kebiasaan ini

Evolusi menuju pemerintahan foedal dapat kita telusuri pada Kerajaan Franka.Di pusat Kerajaan Franka,awal foedalisme mulai tumbuh menuju kedewasaan kokoh.Di tengah situasi yang kacau,anarkis,merosotnya keadaan ekonomi di Eropa akibat runtuhnya perdagangan dan juga runtuhnya Kekaisaran Romawi Barat,makin banyak orang bebas mencari perlindungan kepada kaum elit militer pemegang kuasa di pedalaman.Masyarakat pedalaman terdiri dari petani kecil,prajurit tak bertuan dan pengungsi dari kota yang terbengkalai itu mengikat diri menjadi penyewa tanah dan prajurit keluarga tuan tanah yang semakin besar.

Kerajaan Franka yang dibangun oleh dinasti Meroving lambat laun menghadapi dilema politik.Hal ini karena penyerbuan dari dari suku-suku barbar.Sehingga mereka tidak ada cara lain yang dapat dilakukan kecuali menghadiahkan kedudukan pemerintahan kepada ksatia dan uskup baik dari golongan sekuler maupun kegerejaan.Hadiah itu berupa tanah perdikan yang dihibahkan seumur hidup kepada para uskup tersebut dengan persyaratan tetap setia pada mereka.Pada perkembangnya,para uskup tersebut mengingkari perjanjian untuk tetap setia kepada Dinasti Meroving.Dari hal ini seyogyanya tanah yang dihibahkan tersebut bersifat sementara,tetapi ternyata beerubah menjadi hak kepemilikan tetap dan diwariskan.Tentu saja hal ini berpengaruh pada kurangnya kewibawaan Dinasti tersebut dan berakibat digantikannya oleh kekuasaan Dinasti Karoling.

Ketika Dinasti Karoling berkuasa,terjadi perubahan luar biasa yang digagas oleh Charmelagne sebagai penguasa terkenal pada masa itu.Tradisi tanah dan kepenguasaan yang semula telah merosot dicoba untuk ditata.Berkat kberhasilan dalam menghimpun pasukan-pasukan kavaleri yang mulai dirintis oleh penguasa pendahulunya,berusaha untuk memperluas wilayah kekuasaannya.Sepeninggal Charmelagne,tanda-tanda kelahiran foedalisme mulai menunjukkan bentuknya.Hal ini sekali lagi dipengaruhi oleh serbuan orang-orang barbar dari Skandinavia yang merupakan jelmaan dari suku Viking yang terkenal kejam dan buas,penguasa Franka harus membangun pertahanan baru yang kuat yang berupa tembok-tembok tebal dan puri berbenteng.Pertahan yang berupa benteng yang kokoh itu mendorong para buruh tani mulai memadati daerah daerah sekitar yang berada dalam naungan perlindungannya.